Jumat, 08 Juli 2011

" Pergaulan Ikhwan dan Akhwat "


Padang, 09 Juli 2011,

Oleh : Charles Mangunsong

Pergaulan antar ikhwan dan Akhwat memanglah unik, Penuh kehati-hatian, penjagaan, kemisteriusan, dan penuh pengharapan. Apa maksudnya pengharapan..? maksudnya adalah, tak bisa dipungkiri lagi, bahwan antara ikhwan dan akhwat penuh harapan untuk saling memiliki. Mudah tertarik dengan keshalehan yang tampak secara lahir, apalagi bathin. Namun pada prinsipnya, pergaulan ikhwan dan akhwat sama dengan pemuda dan pemudi pada umumnya. Ada ketertarikan antara mereka untuk saling memiliki. Hanya yang membedakan adalah kenyataannya bahwa ketertarikan antara ikhwan dan akhwat didasarkan karena keshalehan atau pengetahuan dan kepahaman terhadap agama. Sedangkan pemuda pemudi umumnya berdasarkan kecantikan saja misalnya, atau keturunan terpandang, atau bisa juga karena harta dan karna hal-hal yang lainnya.

Diantara pemuda, meskipun banyak diantara mereka yang mengatakan pasangan mereka itu baik secara agama dalam artian shalat lima waktu tidak bolong , akan tetapi ketahuilah bahwa baiknya kepahaman agamanya juga sangat perlu dalam kehidupan, terlebih-lebih dalam kehidupan berukhuwah islamiyah. Ada amalan tambahan sebagai bekal pemberat timbangan kelak di akhirat, ada dorongan dan panggilan jiwa untuk berda’wah untuk berbagi sesama ummat islam dan itulah generasi da’wah dalam indahnya ukhuwah islamiyah. Perlu digaris bawahi, bahwa tidak semuanya pemuda pemudi yang yang hanya memilih pasangan berdasarkan kecantikan, keturunan yang terpandang atau yang kaya saja. secara akal normal pemuda-pemudi yang mana yang tak ingin pasangannya shaleha, berpengetahuan, dan yang paham dengan agama, namun terkadang pernyataan ‘Tidak Mungkin” lebih kuat dihati mereka, sehingga yang terjadi adalah apa yang mereka pikirkan.

Saya sendiri pernah menjumpai orang yang demikian, tatkala ada seorang pemuda yang biasa-biasa saja, dia ingin memiliki pasangan yang shaleha, berpengetahuan, paham agama, dan dia adalah seorang akhwat yang sudah ia kenal sejak lama. Tapi di dalam hatinya tidak ada keoptimisan bahwa ia akan mampu mendapatkan pasangan hidup sesuai dengan keinginannya. Ia tidak mampu untuk mengungkapkan isi hatinya secara terang dan jelas kepada akhwat yang ia cintai. Dorongan dan motivasi dari teman-temanya sudah selalu terlontar padanya, bahkan dukungan yang konkrit sekalipun. Namun apa dayanya, yang terjadi adalah terjadi pro dan kontra dalam hatinya, optimis dan fesimis selalu muncul, selalu demikian, tak ubahnya seperti orang linglung selama bertahun-tahun. Ketika ia mulai mampu untuk mengungkapkan keinginannya, tanpa ia ketahui kemudian tiba saatnya wanita yang ia cintai itu di khitbah oleh laki-laki lain, yang bisa ia lakukan adalah tercengang, diam tak berkutik, dan hanya menyesali apa yang ia lakukan selama ini, sembari mengatakan dalam hati kecilnya, “mengapa tidak dari dulu…? ”. Wallahu a’lam..

Memang untuk membicarakan hal ikhwan dan akhwan tidak habis-habisnya, banyak keunikan-keunikan didalamnya, terlebih jika kita mengamati dan mencoba memahaminya. Terus, bagaimana sebenarnya pergaulan sebenarnya pergaulan Ikhwan dan Akhwat itu sih,..nah, kali ini kita akan membahas sikap dan karakter Ikhwan dan akhwat dalam pergaulan sehari-hari, dan tentunya ikhwan terlebih dahulu. Tapi perlu di ingat, jika ada sikap dan karakter yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan ( red.bahasa aparat ), maka saya tegaskan kembali bahwa saya tidak mengatakan semua IKHWAN yang demikian, oke…

1. Ikhwan Suka Membicarakan Akhwat Di Belakang.

Yang saya maksud disini adala membicarakan yang baik, dalam artian mereka tidak senang membicarakan akhwat yang berperangai buruk, jika pembicaan mengarah ke yang bersifat gunjingan, maka salah seorang ada biasanya yang menghentikan pembicaraan tersebut. Ikhwan paling suka membicarakan tentang kondisi keimanan seseorang akhwat. Misalnya akwat yang mana yang paling pandai menjaga diri, menjaga pandangan, dan yang bersikap baik. Dan lebih-lebih ikhwan yang ingin cepat-cepat menikah, mereka terus mencari informasi tentang kesiapan menikah seorang akhwat. Setelah ia mengetahui sedikit tentang seorang akhwat, maka timbullah bermula dari sebuah kesan, kemudian menjadi perbincangan, lalu sampai kepada incaran.

2. Ikhwan Saling Berpacu dalam meraih kemuliaan.

Para ikhwan sangat memiliki tingkat iri hati yang tinggi ketimbang akhwat, para ikhwan suka berpacu dalam meraih amal, ibadah serta ilmu. Misalnya jumlah hafalan Al-qur’an nya, amalan sunnah, puasa, dan lainnya. Perlu diketahui, bahwa iri seperti ini tidak dilarang dalam islam. Fastabiqul Khairat……

3. Ikhwan Mudah Simapti.

Para Ikhwan sangar mudah simpati pada akhwat terutama pada kesalehannya. Simapti ini sebatas mencari-cari pandangan dalam mencari tulang rusuknya yang juga belum ia temukan.

4. Ikhwan Pesimis Minikah Karena Materi.

Terkadang ikwan juga paling suka mempertanyakan dalam hatinya, siapa nanti istiku.? Apa ada akhwat yang mau dengan ku dengan keadaan seperti ini, tak punya harta? Dan sebagainya sehingga menimbulkan rasa takut untuk menikah. Pertanyaan ini sering menghantui para ikhwan dari hati terkecilnya.

5. Kurang tegas.

Kurang tagas ini adalah hasil atau buah dari ketakutan-ketakutan diatas. Artinya dalam mengambil keputusan untuk mengkhitbah seorang akhwat yang sudah menjadi target tidak tagas. Yang terjadi adalah saling tunggu dan tunggu dan terus saling menunggu sampai si akhwat di samber orang duluan..hehe ada aja nih…

6. Ikhwan Bergaul Lebih Leluasa.

Nah, karakter ikhwan yang ini adalah lebih lentur dalam memilih sahabat. Para ikhwan tidak begitu ketat dengan siapa ia bergaul, dalam pergaulan ini ikhwan lebih cenderung mencari manfaat atas sebuah kepentinga,,

Nah, sekarang Sikap dan Karakter yang Akhwat nih :

1. Akhwat Pandai Menutupi Perasaannya.

Dalam hal menjaga perasaan hati terhadap lawan jenis, para akhwat jauh lebih hebat dibandingakan aikhwan. Mereka hanya akan bercerita pada orang-orang tertentu yang benar-benar amat dekat dengannya dan sangat dipercaya. Itulah akhwat, seperti apapun tersiksanya menyembunyikan perasaan, para akhwat akan tetap terus menjaganya di dalam hati dan disimpan dalam peti perhiasan cintanya.

2. Akhwan Mempunyai Ghirah yang Dahsyat.

Kaum akhwat memiliki semangat da’wah yang luar biasa. Lihat aja kalu lagi ada rapat atau pertemua-pertemuan, mereka paling rajin datang. Aplagi ketika sedang berdemontrasi, waduh, semangatnya sangat dahsyat. Tapi satu hal yang membuat mereka terkadang mengalami turun semangat, yaitu di kala sedang datang bulan strip haid. Nah disitu mereka sering kendor ghirahnya.

3. Akhwat Kaku dan Sedikit Taqlid.

Sikap dalam pergaulan para akhwat cenderung lebih kaku, mereka tidak suka nyeleweng. Mereka takut bila apa yang dilakukan tidak sesuai dengan kebiasaan para akhwat lain. Sehingga banyak akhwat yang mencontoh kebiasaan para pendahulunya tanpa menelusuri asal muasal kebiasaan tersebut.

4. Akhwat Malu Jika Lemah Iman.

Umum lumrah, bukan suatu yang hina jika kita malu terhadapa Allah dan Rasul-Nya dan juga kita sendiri jika kita mengalami penurunan iman.

5. Akhwat Pesimis Karena Ilmu dan Keshalehan.

Nah, kalau Ikhwan tadi pesimis dan takut tuk melangkah ke jenjang pernikahan karena materi, tapi kali ini akhwat takut karena Ilmu dan kesahalehannya. Maka banyak akhwat yang kemudian merasa minder untuk memutuskan menikah atau mulai menaruh hati pada sang ikhwan, lantaran melihat si ikhwan yang begitu soleh, cerdas dll. Akan tetapi disisi lain ia ingin memiliki suami yang soleh.

6. Akhwat Terlalu Takut Dengan Cinta.

Tingkat sensitifitas akhwat jauh lebih peka dari pada ikhwan. Setiap prilaku ikhwan ditafsirkan dengan berbagai makna. Tak sedikit akhwat yang suka meng-cross check tentang sikap seorang ikhwan dengan akhwat lainya. Dalam hatinya selalu timbul kalimat jangan –jangan,,,,,? Jangan-jangan…?...eemmmm…begitulah akhwat sejak dulu. Sensitifnya selalu tiada berakhir.

7. Akhwat Sedikit Ekslusif Dalam Pergaulan.

8. Banyak factor penyebab yang membuat akhwat cenderung eksklusif dari pada ikhwan. Di antaranya karena perasaan malu jika iman terlihat turun. Sebagaimana yang telah kami jelaskan di atas. Akhwat lebih kwatir dengan penilaian dari jamaah yang dapat membuat dia di jauhi atau kehilangan kumunitas.

Nah, mungkin sampai disini dulu nih tulisan ane, sebenarnya masih banyak yang mau di paparkan di dalam tulisan ini, tapi berhubungmasih banyak kerjaan lain…. Pada tulisan berikutnya seri ‘Ikhwan dan Akhwat akan di muat” Bagaimana Jika Ikhwan Dan Akhwat di atas tadi Bertemu….?” Klu merasa penasaran, tunggu aja tulisan berikutnya ya…

Dirangkum dari buku Awan Abdullah dan Adi Abdillah, Ketika Ikhwan dan Akhwat Jatuh Cinta, Mengungkap Rahasia Cinta Di Kalangan Aktifis” April 2008: Penerbit, Qudsi Media; Yogyakarta.

1 komentar:

  1. Memang untuk membicarakan hal ikhwan dan akhwan tidak habis-habisnya, banyak keunikan-keunikan didalamnya, terlebih jika kita mengamati dan mencoba memahaminya. Terus, bagaimana sebenarnya pergaulan sebenarnya pergaulan Ikhwan dan Akhwat itu sih,..nah, kali ini kita akan membahas sikap dan karakter Ikhwan dan akhwat dalam pergaulan sehari-hari, dan tentunya ikhwan terlebih dahulu. Tapi perlu di ingat, jika ada sikap dan karakter yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan ( red.bahasa aparat ),

    BalasHapus

Komentar