Postn : 10 Januari 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Konseling merupakan pekerjaan professional seperti hal nya guru. Sebagai suatu pekerjaan professional menuntut dimilikinya sejumlah kompetensi dan keterampilan tertentu. Selain itu, konseling juga merupakan suatu proses. Dalam setiap tahapan proses konseling memerlukan penerapan keterampilan-keterampilan tertentu. Agar proses konseling dapat berjalan secara lancar dan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien, konselor harus mampu mengimplementasikan keterampilan - keterampilan tertentu yang relevan.
Konselor yang terampil adalah yang mengetahui dan memahami sejumlah keterampilan tertentu dan mampu mengimplementasikan dalam proses konseling.
Secara umum proses konseling terbagi atas tiga tahap yaitu: pertama, tahap awal (tahap identifikasi masalah). Kedua, tahap pertengahan (tahap kerja dengan masalah tertentu). Ketiga, tahap akhir (action). Berikut akan dijelaskan keterampilan dalam masing-masing tahapan konseling.
Salam
Charles Mangunsong
BAB II
KETERAMPILAN KONSELING
A. Tahap Awal
Tahap awal konseling disebut dengan tahap identifikasi masalah. Dalam tahap ini ada sejumlah keterampilan yang bisa diterapkan oleh konselor yaitu:
a) Attending
b) Mendengarkan
c) Empati
d) Refleksi
e) Eksplorasi
f) Bertanya
g) Mengungkapakan pesan utama
h) Mendorong dan dorongan minimal
1. Keterampilan Attending (Attending Skills)
Keterampilan attending adalah perilaku konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk kontak mata dengan klien, bahasa tubuh dan bahasa lisan. Keterampilan attending juga mencerminkan bagaimana konselormenghampiri klien yang diwujudkan dalam perilaku di atas. Proses konseling menuntut keterlibatan atau pertisipasi dari klien. Oleh karena itu, kemampuan attending konselor, akan memudahkannya untuk membuat klien terlibai pembicaraan dan terbuka.
Ciri-ciri Attending yang baik adalah:
1. Menganggukkan kepala dengan apabila menyetujui pernyataan klien
2. Ekspresi wajah tenang, ceria dan senyum
3. Posisi tubuh agak condong kearah klien, jarak antara konselor dengan klien dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan
4. Variasi isyarat gerakan tangan berubah- ubah untuk menekankan suatu pembicaraan
5. Mendengarkan secara aktif, penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai.
Ciri- ciri perilaku Attending (attending skills) yang tidak baik adalah:
1. Kepala kaku
2. Ekspresi muka melamun, tegang, mengalihkan pandangan, tidak melihat klien saat klien berbicara dan mata melotot.
3. Posisi tubuh tegak kaku, bersandar di kursi, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling
4. Memutuskan pmbicaraan, berbicara terus tanpa teknik diam, tidak memberikan kesempatan klien untuk berbicara
5. Perhatian terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar.
2. Keterampilan Mendengarkan
Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan pembimbing atau konselor menyimak atau memperhatikan penuturan klien selama proses konseling berlangsung. Pembimbing atau konselor harus bisa jadi pendengar yang baik selama sesi konseling berlangsung Tanpa keterampilan ini, pembimbing atau konselor tidak akan dapat menangkap pesan pembicaraan.
3. Keterampilan Berempati ( Emphaty Skills )
Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirsakan klien , merasa dan berpikir bersam klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati diwali dengan simpati, yaitu kemampuan konselor memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien. Empati ada dua macam yaitu:
1. Empati Primer dan
2. Empati Tingkat Tinggi
4. Keterampilan Refleksi
Keterampilan Refleksi adalah keterampilan pembimbing atau konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Refleksi ada tiga macam yaitu:
1. Refleksi Perasaan
2. Refleksi Pikiran dan
3. Refleksi Pengalaman
5. Keterampilan Ekplorasi
Istilah ekplorasi berarti penelusuran atau penggalian. Keterampilan ekplorasi adalah suatu keterampilan konselor untuk untuk menggali perasaan , pikira dan pengalaman klien. Ekplorasi ini ada tiga macam yaitu :
1. Ekplorasi Perasaan
2. Ekplorasi Pikiran dan
3. Ekp[lorasi Pengalaman
6. Keterampilan Bertanya
Adalah suatu kemampuan pembimbing atau konselor mengajukan pertanyaan- pertanyaan pada sesi konseling. Keterampilan bertanya ada dua macam yaitu:
1. Keterampilan bertanya terbuka open qui dan
2. Keterampilan bertanya tertutup
7. Keterampilan Menangkap Pesan Utama
Dalam sesi konseling sering klien mengemukakan perasaan, pikiran dan pengalamanya secara berbelit- belit. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan konselor menangkap pesan utama. Keterampilan ini bertujuan untuk mengatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien.
8. Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal
Adalah kemampuan konselor memberikan dorongan langsung dan singkat terhadap apa yang telah dikatakan oleh klien.
B. Tahap Pertengahan
1. Keterampilan Menyimpulkan Sementara
Adalah suatu kemampuan konselor bersama klien untuk menyampaikan kemajuan hasil pembicaraan, mempertajam atau memperjelas focus wawancara konseling.
2.Keterampilan Memimpin
Agar pembicaraan dalam wawancara konseling tidak menyimpang, konselor harus harus memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling dapat tercapai secara afektif dan efisien.
3. Keterampilan Memfokuskan
Seorang konselor yang efektif harus mempu membuat focus melalui perhatianya yang terseleksi terhadap pembicaraan terhadap klien. Kemampuan ini akan membantu klien memusatkan perhatiannya pada pokok pembicaraan.
4. Keterampilan Melakukan Konfrontasi ( Clarifying)
Konfrontasi merupakan suatu kemampuan konselor menantang klien untuk melihat adanya diskrepansi antara perkataan dengan bahasa badan atau perbuatan dan ide awal dengan ide berikutnya.
5. Keterampilan Menjernihkan (Facilitating)
Keterampilan menjernihkan adalah kemapuan konselor menjernihkan atau memperjelas ucapan- ucapan klien yang samar- samar, kurang jelas dan agak meragukan.
7. Keterampilan Memudahkan
Memudahkan adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara bebas sehingga komunikasi dan partisipasi meningkat serta proses konseling berlangsung secara efektif.
8. Keterampilan Mengarahkan ( Direccting)
Direccting adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk berpatisipasi secara penuh dalam proses konseling.
9. Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal
Adalah suatu upaya konselor memberikan dorongan secara langsung dan singkat agar kliennya selalu terlibat dalam pembicaraan dan dirinya terbuka.
10. Keterampilan Sailing ( Saat Diam)
Dalam proses konseling, diam atau tidak bersuara bias menjadi teknik konseling. Oleh sebab itu , konselor harus dapat memanfaatkan situasi.
11. Keterampilan Mengambil Inisiatif
Mengambil inisiatif perlu dilakukan oleh konselor apabila klien kurang bersemangat untuk berbicara,sering diam dan kurang pertisipatif, keterampilan ini ini diterapkan apabila akan mengambil inisiatif jika klien tampak kurang bersemangat.
12. Keterampilan Memberi Nasihat
Nasihat bias diberikan kepada klien apabila ia meminta, Meskipun demikian pemberian nasihat tatap perlu harus pertimbangkan.
13. Keterampilan Memberi Imformasi
Informasi diberikan oleh konselor kepada klien harus hal-hal yang diketahui konselor. Apabila konselor tidak mengetahui informasi apa yang dikehendaki klien, klien secara jujur harus mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui informasi dan sebaliknya.
14. Keterampilan Menafsirkan atau Interpretasi
Merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan, dan pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori.
C. Tahap Akhir ( Action)
1. Keterampilan Menyimpulkan
Merupakan kemampuan konselor mengambil inti pokok pembicaraan selama selama proses konseling berlangsung.
2. Keterampilan Merencanakan
Menjelang sesi akhir wawncara konseling, konselor harus dapat membantu klien untuk dapat membuat rencana berupa suetu program untuk action, yaitu rencana perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan klien.
3. Keterampilan Menilai
Berarti kemampuan konselor menetapakan batas- batas atau ukuran-ukuran keberhasilan proses konseling yang telah dilaksanakan.
4. Keterampilan Mengakhiri Konseling
Merupakan suatu konselor menutup sesi konseling, Secara umum penutupan sesi konseling dilakukan oleh konselor dengan melakukan hal- hal sebagai berikut:
a) Mengatakan bahwa waktu konseling akan akhir
b) Merangkum isi pembiaraan
c) Menunjuk kepada klien tentang pertemuan yang akan datang
d) Mengajak klien berdiri sambil menunjukkanisyarat gerak tangan
e) Menunjukkan catatan –catatan singkat kepada klien tantang hasil pembiaraan.
f) Memberikan tugas-tugas kepada klien apabila diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN
Secara umum konseling terbagi atas Tiga tahap yaitu:
A. Tahap Awal ( tahap identifikasi masalah)
B. Tahap Pertengahan ( tahap kerja dengan masalah)
C. Tahap Akhir ( action)
A. Tahap Awal konseling disebut dengan tahap identifikasi masalah. Dalam tahap ini ada sejumlah keterampilan yang biasa diterapkan oleh konselor yaitu:
1. Keterampilan Atending (Attending Skills)
2. Keterampilan Mendengarkan
3. Keterampilan Berempati ( Emphaty Skills )
4. Keterampilan Refleksi
5. Keterampilan Ekplorasi
6. Keterampilan Bertanya
7. Keterampilan Menangkap Pesan Utama
8. Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal
B. Tahap Pertengahan disebut juga dengan tahap kerja dengan masalah Dalam tahap ini ada beberapa macam keterampilan yaitu:
1. Keterampilan Mendengarkan Sementara
2. Keterampilan Memimpin
3. Keterampilana Memfokuskan
4. Keterampilan Melakukan Konfrontasi
5. Keterampilan Menjernihkan (Facilitating)
6. Keterampilan Memudahkan
7. Keterampilan Mengarahkan ( Direccting)
8. Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal
9. Keterampilan Sailing ( Saat Diam)
10. Keterampilan Mengambil Inisiatif
11. Keterampilan Memberi Nasihat
12. Keterampilan Memberi Informasi
13. Keterampilan Menafsirkan atau Interpretasi
C. Tahap akhir ( Action) ada beberapa keterampilan yaitu:
1. Keterampilan Menyimpulkan
2. Keterampilan Merencanakan
3. Keterampilan Menilai
4. Keterampilan Mengakhiri Konseling
PENUTUP
Dari satu topik yang kita bahas diatas, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua, dan dapat mengamalkannya. Kritik dan saran sangat diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar